Apa Itu Sekolah Rakyat? Dan Apa Bedanya dengan Sekolah Biasa?
14 Juli lalu, Sekolah Rakyat resmi dibuka. Sekolah ini muncul sebagai solusi pemerintah untuk mengatasi masalah pendidikan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga pra sejahtera (miskin dan miskin ekstrim berdasarkan DTSEN). Tujuannya baik, yakni memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Pemerintah ingin agar anak-anak yang berasal dari keluarga pra sejahtera nantinya memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang layak. Lantas, apa bedannya sekolah rakyat dengan sekolah biasa?
Apa Itu Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan berada di bawah naungan Kementerian Sosial. Program ini dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang terdaftar dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Tujuannya adalah memberikan akses pendidikan yang 100% gratis, termasuk fasilitas asrama, makan 3x sehari, seragam, hingga kebutuhan pokok siswa. Melalui program sekolah rakyat pemerintah ingin memutus mata rantai kemiskinan dan menekan angka putus sekolah di Indonesia. Sekolah ini sendiri sudah mulai beroperasi sejak tanggal 14 Juli 2025 lalu dan berada di bawah naungan Kementerian Sosial.
Sedangkan sekolah biasa merujuk pada sekolah negeri ataupun swasta yang mengikuti sistem pendidikan nasional. Sekolah ini terbuka untuk semua kalangan, dengan sistem zonasi, prestasi, atau seleksi tertentu. Pembiayaan di sekolah negeri dan swasta umumnya bersumber dari APBN dan Dana BOS pemerintah (pusat dan daerah), kontribusi orang tua/wali siswa, sumbangan masyarakat, dan usaha mandiri sekolah, sehingga umumnya masih terdapat biaya tambahan yang perlu dibayarkan oleh para orang tua siswa.
Perbedaan Sekolah Rakyat dan Sekolah Biasa (Negeri dan Swasta)
Credit image: kgnewsroom.com
Ada yang beranggapan, bahwa kehadiran Sekolah Rakyat justru semakin memperjelas kesenjangan ekonomi di Indonesia. Bukankah, anak justru akan merasa "dibedakan" karena status ekonominya? Namun, benarkah demikian?
Bagi saya, justru sebaliknya. Bagi anak-anak yang berasal dari keluarga pra sejahtera, bisa menikmati fasilitas belajar seperti laptop pribadi tentu menjadi hal yang sangat mewah. Bayangkan, jika mereka harus bersekolah disekolah negeri atau swasta lalu diwajibkan untuk memiliki laptop pribadi yang biaya pembeliannya masih harus dibebankan pada orang tua/wali siswa. Bisa jadi, mereka justru akan semakin "minder" karena menjadi satu-satunya siswa yang tidak memiliki laptop dikelas. Sementara di sekolah rakyat, mereka bisa menikmati fasilitas yang sama persis dengan fasilitas yang juga dinikmati oleh teman-temannya. Bahkan dari beberapa berita yang saya saksikan, mereka terlihat "sangat happy". Supaya lebih jelas, mari kita bahas satu-persatu
1. Target dan Kriteria Peserta Didik
Sekolah Rakyat
Sekolah Rakyat memiliki target peserta didik yang sangat spesifik dan terbatas. Program ini diperuntukkan secara khusus bagi anak-anak dari keluarga pra sejahtera (miskin dan sangat miskin) yang telah terdaftar dalam DTSEN. Kriteria siswa yang dapat mendaftar meliputi:
- Siswa dari keluarga miskin dan keluarga miskin ekstrem yang termasuk dalam kategori desil 1 (10 persen keluarga termiskin) dan desil 2 (11-20 persen keluarga termiskin) dari DTSEN
- Anak-anak jalanan yang tidak tercatat di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) juga menjadi prioritas utama
- Siswa dengan motivasi tinggi untuk belajar dan berkembang meskipun prestasi akademik sebelumnya terbatas
- Keluarga dalam kategori miskin ekstrem akan diprioritaskan
Sekolah Biasa
Sekolah biasa terbuka untuk semua kalangan tanpa syarat kondisi sosial ekonomi tertentu. Seleksi masuk lebih fokus pada prestasi akademik atau sistem zonasi wilayah. Tidak ada batasan khusus berdasarkan tingkat kesejahteraan ekonomi keluarga, sehingga semua anak dari berbagai latar belakang dapat mengakses pendidikan di sekolah biasa.
2. Sistem Pembiayaan dan Fasilitas
Sekolah Rakyat
Perbedaan paling mencolok adalah dalam hal biaya pendidikan. Sekolah Rakyat memberikan pendidikan 100% gratis, termasuk:
- Asrama dengan standar tinggi dan nyaman untuk 4-8 siswa per kamar
- Makanan tiga kali sehari plus dua kali snack dengan standar gizi yang telah ditentukan
- Delapan set pakaian meliputi seragam harian, jas almamater, pakaian Pramuka, batik, baju olahraga, baju laboratorium, hingga piyama
- Laptop pribadi untuk setiap siswa yang terhubung dengan sistem pembelajaran berbasis digital
- Fasilitas laboratorium komputer, bahasa, dan IPA (biologi, kimia, fisika)
- Seluruh kebutuhan dasar seperti alat tulis, buku, dan perlengkapan sekolah lainnya
Sekolah Biasa
Sekolah biasa, baik negeri maupun swasta, umumnya hanya memberikan pembebasan biaya sebagian atau terbatas. Biaya tambahan seperti seragam, perlengkapan sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler masih menjadi tanggungan orang tua/wali siswa. Sekolah biasa juga tidak menyediakan fasilitas asrama dan siswa harus pulang-pergi setiap hari.
3. Kurikulum dan Pendekatan Pembelajaran
Sekolah Rakyat
Kurikulum Sekolah Rakyat dirancang secara tailor-made (khusus dan kontekstual), menyesuaikan kebutuhan peserta didik dan dinamika sosial di lingkungan mereka. Terdapat tiga muatan utama kurikulum:
a. Kurikulum Persiapan (Learner Preparatoal)
- Melakukan talent mapping lewat asesmen kesiapan fisik, mental, dan akademik siswa
- Menjadi fondasi kuat sebelum memasuki proses belajar yang lebih intensif
b. Kurikulum Sekolah Formal
- Mengacu pada kurikulum nasional seperti sekolah pada umumnya
- Meliputi intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler
- Mendukung pembelajaran akademik yang tersistematis sesuai regulasi nasional
c. Kurikulum Sekolah Asrama (Boarding)
- Memfokuskan pada pembentukan karakter dan nilai kehidupan
- Materi nilai-nilai spiritual, kepemimpinan, nasionalisme, dan keterampilan komunikasi
Sekolah Rakyat juga menerapkan sistem multi-entry dan multi-exit, yang artinya siswa dapat masuk kapan saja tanpa harus menunggu tahun ajaran baru dan menyelesaikan pendidikannya sesuai capaian belajar masing-masing.
Sekolah Biasa
Sekolah biasa menggunakan Kurikulum Merdeka dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang menekankan pembelajaran menyenangkan, berdiferensiasi, dan berbasis pemahaman. Siswa hanya bisa mendaftar di awal tahun ajaran dan proses belajar berlangsung secara kolektif, tanpa penyesuaian pada kondisi masing-masing siswa.
4. Tenaga Pendidik dan Kualifikasinya
Sekolah Rakyat
Guru di Sekolah Rakyat diseleksi dengan standar kualitas tinggi dan berasal dari berbagai jalur penugasan resmi, yaitu:
- Guru ASN yang ditugaskan oleh pemerintah
- Guru P3K Penuh Waktu yang sudah ditempatkan sesuai regulasi
- Guru P3K Paruh Waktu untuk mendukung fleksibilitas kebutuhan pengajaran
- Lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diseleksi sebagai calon guru baru
Kualitas guru Sekolah Rakyat sesuai dengan standar kompetensi guru yang telah ditetapkan pemerintah dengan beberapa tambahan kompetensi khusus, antara lain:
- Kemampuan berbahasa Inggris
- Kompetensi untuk membangun karakter dan kemandirian peserta didik
- Empati sosial yang tinggi
- Coaching, resilience, valuing difference, berpikir kritis, kepemimpinan, dan recognizing children perspective
Sekolah Biasa
Guru di sekolah biasa umumnya berasal dari seleksi CPNS/PPPK dan ditugaskan oleh pemerintah daerah. Berfokus pada pencapaian kurikulum dan pembelajaran akademik tanpa persyaratan kompetensi tambahan yang spesifik.
5. Sistem Asrama (Boarding School)
Sekolah Rakyat
Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama (boarding school) yang menyediakan fasilitas lengkap. Konsep boarding school ini memiliki beberapa keunggulan:
- Melatih kedisiplinan: Kegiatan siswa diatur dari bangun tidur hingga istirahat malam hari
- Membangun kemandirian: Siswa dilatih untuk mandiri dalam kehidupan sehari-hari
- Lingkungan belajar optimal: Siswa mendapatkan fokus penuh pada pendidikan tanpa gangguan eksternal
- Penerimaan terhadap perbedaan: Menampung peserta didik dari berbagai daerah dan latar belakang
- Pengembangan karakter: Melalui hidup berasrama, siswa diajarkan tanggung jawab dan kemampuan bersosialisasi
Sekolah Biasa
Sekolah biasa umumnya tidak menyediakan fasilitas asrama dan siswa harus pulang-pergi setiap hari. Sistem ini memberikan lebih banyak waktu bagi siswa untuk berinteraksi dengan keluarga namun juga memerlukan dukungan penuh dari orang tua dalam pengawasan kegiatan belajar.
6. Lokasi dan Sebaran Geografis
Sekolah Rakyat
Sekolah Rakyat didirikan di wilayah-wilayah dengan konsentrasi kemiskinan tinggi atau akses pendidikan yang masih terbatas. Pada tahap awal, terdapat 100 titik lokasi rintisan yang tersebar di 29 provinsi. Sebaran lokasi meliputi:
- Pulau Jawa: 48 lokasi
- Sumatra: 22 lokasi
- Sulawesi: 15 lokasi
- Bali-Nusa Tenggara: 4 lokasi
- Kalimantan: 4 lokasi
- Maluku: 4 lokasi
- Papua: 3 lokasi
Sekolah Biasa
Sekolah umum tersebar di seluruh wilayah, termasuk perkotaan dan pinggiran. Secara kuantitas, jumlah sekolah biasa jauh lebih banyak dibanding Sekolah Rakyat, namun tidak selalu mempertimbangkan konsentrasi kemiskinan dalam penentuannya.
7. Tujuan dan Orientasi Pendidikan
Sekolah Rakyat
Visi Sekolah Rakyat adalah mencetak agen perubahan dari keluarga miskin yang mampu memutus rantai kemiskinan. Misi pendidikannya mencakup:
- Kepemimpinan dan ketangguhan
- Penanaman nilai luhur dan nasionalisme
- Pemberdayaan ekonomi keluarga
- Mempersiapkan generasi muda menuju Indonesia Emas 2045
Kompetensi lulusan yang dihasilkan mencakup:
- Nilai Akhlak dan Keagamaan
- Karakter Kepemimpinan
- Penguasaan Bahasa dan Literasi Digital
- Entrepreneurship
- Ketuntasan Akademik
Sekolah Biasa
Sekolah biasa cenderung menekankan pencapaian akademik dan kesiapan siswa untuk jenjang pendidikan berikutnya, tanpa fokus khusus pada pemberdayaan ekonomi keluarga. Tujuan utamanya adalah memberikan pendidikan yang sesuai dengan standar kurikulum nasional.
8. Proses Seleksi dan Penerimaan Siswa
Sekolah Rakyat
Proses seleksi siswa di Sekolah Rakyat sangat mendetail dan mencakup:
- Verifikasi ekonomi: Pemeriksaan latar belakang ekonomi berdasarkan data DTSEN
- Tes akademik: Untuk mengetahui kemampuan dasar siswa
- Psikotes: Mengukur kesiapan mental dan psikologi
- Pemeriksaan kesehatan: Memastikan kondisi fisik siswa
- Pengukuran IQ: Untuk talent mapping dan penentuan pendekatan pembelajaran
Terdapat dua mekanisme pendaftaran:
- Pendaftaran jemput bola langsung: Sosialisasi dan pendekatan melalui kunjungan door to door
- Pendaftaran partisipatif: Anak/orang tua mendaftarkan diri langsung di Sekolah Rakyat
Sekolah Biasa
Sekolah biasa tidak selalu melakukan seleksi seperinci ini. Umumnya hanya seleksi akademik atau sistem zonasi bagi siswa, dan tidak memerlukan verifikasi ekonomi yang ketat.
9. Teknologi dan Pembelajaran Digital
Sekolah Rakyat
Sekolah Rakyat mengusung pendekatan pembelajaran berbasis teknologi dengan fasilitas:
- Papan tulis digital di setiap ruang kelas
- Laptop pribadi untuk setiap siswa yang terhubung dengan Learning Management System (LMS) untuk mendukung proses pembelajaran
Sekolah Biasa
Tidak semua sekolah biasa memiliki fasilitas teknologi selengkap Sekolah Rakyat. Penggunaan teknologi pembelajaran bergantung pada kemampuan anggaran masing-masing sekolah dan dukungan dari pemerintah daerah.
10. Kelebihan
Sekolah Rakyat
Beberapa kelebihan utama Sekolah Rakyat meliputi:
- Pendidikan 100% gratis dengan fasilitas setara sekolah unggulan
- Sistem asrama lengkap yang menjamin kebutuhan dasar siswa
- Lingkungan belajar kondusif tanpa gangguan eksternal
- Fokus pada pembentukan karakter dan kepemimpinan
- Akses teknologi modern untuk mendukung pembelajaran
- Tenaga pengajar berkualitas dengan kompetensi tambahan
- Kurikulum adaptif sesuai kebutuhan siswa
Sekolah Biasa
Kelebihan sekolah biasa antara lain:
- Akses lebih luas untuk semua kalangan ekonomi
- Fleksibilitas dalam interaksi dengan keluarga
- Beragam pilihan sekolah sesuai preferensi
Tujuannya Satu, Pemerataan Akses Pendidikan Berkualitas
Sekolah Rakyat dirancang khusus sebagai solusi pendidikan gratis berkualitas tinggi bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, dengan sistem boarding school yang komprehensif dan teknologi pembelajaran modern.
Sementara itu, sekolah biasa tetap menjadi pilihan utama untuk mayoritas siswa Indonesia dengan sistem yang sudah teruji dan akses yang lebih luas. Kedua sistem ini saling melengkapi dalam upaya pemerintah mewujudkan pemerataan akses pendidikan berkualitas.
Bagi anak-anak yang berasal dari keluarga pra sejahtera, Sekolah Rakyat menawarkan kesempatan emas untuk mendapatkan pendidikan terbaik tanpa biaya sama sekali. Namun, penting untuk mempertimbangkan kesiapan anak dalam sistem boarding school dan komitmennya untuk menyelesaikan pendidikan hingga lulus.
Melalui pemahaman ini, orang tua diharapkan mampu membuat keputusan yang tepat untuk masa depan pendidikan anak-anaknya. Baik Sekolah Rakyat maupun sekolah biasa, keduanya memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa dan mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045.